Selasa, 20 Maret 2012

Minggu ke-1 Sistem Perekonomian Indonesia

Nama   : Rahimah
NPM   : 28211365
Kelas   : 1EB21

Minggu ke-1 Sistem Perekonomian Indonesia

      I.            Arti Sistem
Sistem adalah suatu organisasi besar yang menjalin berbagai subyek dan obyek serta perangkat kelembagaan dalam suatu tatanan tertentu. Sistem menurut Chester A. Bernard, adalah suatu kesatuan yang terpadu secara holistik, yang di dalamnya terdiri atas bagian-bagian dan masing-masing bagian memiliki ciri dan batas tersendiri. Suatu sistem pada dasarnya adalah “organisasi besar” yang menjalin berbagai subjek (atau objek) serta perangkat kelembagaan dalam suatu tatanan tertentu. Subjek atau objek pembentuk sebuah sistem dapat berupa orang-orang atau masyarakat, untuk suatu sistem sosial atau sistem kemasyarakatan dapat berupa makhluk-makhluk hidup dan benda alam, untuk suatu sistem kehidupan atau kumpulan fakta, dan untuk sistem informasi atau bahkan kombinasi dari subjek-subjek tersebut.
Pengertian Sistem Ekonomi menurut para ahli:
·         Dumairy (1996), sistem ekonomi adalah sistem yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antar manusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu tatanan kehidupan.
·         Sanusi (2000) sistem ekonomi merupakan suatu organisasi yang terdiri dari sejumlah lembaga (ekonomi, sosial dan ide) yang saling mempengaruhi yang ditujukan ke arah pemecahan masalah pokok setiap perekonomian produksi, distribusi, konsumsi.
Banyak ahli di berbagai disiplin ilmu mengemukakan pendapatnya mengenai arti  sistem. Namun, apapun definisinya menurut Suroso,1993 suatu sistem perlu memilikki ciri sebagai berikut:
a.       Setiap sistem memiliki tujuan.
b.      Setiap sistem mempunyai ‘batas’ yang mamisahkannya dari lingkungan. Namun bersifat terbuka dalam arti berinteraksi juga dengan lingkungannya.
c.       Suatu sistem dapat terdiri dari beberapa subsistem (bagian,unsur,komponen). Namun tidak berarti bahwa sistem tersebut merupakan sekedar kumpulan dari bagian-bagian tersebut, melainkan merupakan suatu kebulatan yang utuh dan padu (Wholishm).
d.      Terdapat saling hubungan dan saling ketergantungan baik di dalam sistem (intern) itu sendiri, maupun antara sistem dengan lingkungannya.
e.       Setiap sistem melakukan kegiatan atau proses transformasi atau proses mengubah masukan menjadi keluaran. Karena itulah maka sistem sering disebut juga Processor atau Transformator.
f.       Di dalam setiap sistem terdapat makanisme kontrol dengan memanfaatkan tersedianya umpan balik. Karena itu maka sistem mampunyai kemampuan mengatur diri sendiri  dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya atau keadaan secara otomatik.
Pengertian Sistem perekonomian
Sistem perekonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi di negara tersebut. Perbedaan mendasar antara sebuah sistem ekonomi dengan sistem ekonomi lainnya adalah bagaimana cara sistem itu mengatur faktor produksinya. Dalam beberapa sistem, seorang individu boleh memiliki semua faktor produksi. Sementara dalam sistem lainnya, semua faktor tersebut di pegang oleh pemerintah. Kebanyakan sistem ekonomi di dunia berada di antara dua sistem ekstrim tersebut.
Selain faktor produksi, sistem ekonomi juga dapat dibedakan dari cara sistem tersebut mengatur produksi dan alokasi. Sebuah perekonomian terencana (planned economies) memberikan hak kepada pemerintah untuk mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi hasil produksi. Sementara pada perekonomian pasar (market economic), pasar lah yang mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi barang dan jasa melalui penawaran dan permintaan.
Perbedaan sistem ekonomi suatu negara dapat ditinjau dari beberapa sudut:
·         Sistem kepemilikan sumber daya atau faktor-faktor produksi
·         Keleluasaan masyarakat untuk berkompetisi dan menerima imbalan atas prestasi kerja
·         Kadar peranan pemerintah dalam mengatur, mengarahkan dan merencanakan kehidupan bisnis dan perekonomian pada umumnya

   II.            Perkembangan Sistem Perekonomian
Dengan semakin berkembangnya jumlah manusia berserta kebutuhannya, semakin di rasakan perlunya sistem perekonomian yang lebih teratur dan terencana. Maka mulailah para cendikiawan memikirkan sistem perekonomian yang dapat lebih bermanfaat dan dapat digunakan oleh manusia. Hasil-hasil pemikiran para ahli itu adalah:
A.    Sistem Ekonomi Pasar (Liberal-Kapetalis)
Sistem ekonomi leiberal-kapitalis adalah suatu sistem yang memberikan kebebasan yang besar bagi pelaku-pelaku ekonomi untuk melakukan kegiatan yang terbaik bagi kepentingan individual atau sumber daya-sumber daya ekonomi atau faktor produksi. Secara umum karakteristik ekonomi kapitalisme adalah :
·         Faktor-faktor produksi (tanah, modal, tenaga kerja) dimiliki dan dikuasai oleh pihak swasta
·         Pengambilam keputusan ekonomi bersifat desentralisasi, diserahkan kepada pemilik faktor dan akan dikoordinir oleh mekanisme pasar yang berlaku.
Secara garis besar, ciri-ciri ekonomi liberal kapitalis adalah sebagai berikut :
·         Adanya pengakuan yang luas terhadap hak pribadi
·         Praktek perekonomian di atus menurut mekanisme pasar
·         Praktek perekonomian digerakan oleh motif keuntungan (profile motife)
B.     Sistem Ekonomi Perencanaan (Sosialis-Komunisme)
Sebagai wujud pemikiran Karl Marx, komunisme adalah sistem yang mengharuskan pemerintah memiliki dan menggunakan seluruh faktor produksi. Namun, lanjutnya, kepemilikan pemerintah atas faktor-faktor produksi tersebut hanyalah sementara.
Ketika perekonomian masyarakat dianggap telah matang, pemerintah harus memberikan hak atas faktor-faktor produksi itu kepada para buruh. Uni Soviet dan banyak negara Eropa Timur lainnya menggunakan sistem ekonomi ini hingga akhir abad ke-20. Namun saat ini, hanya Kuba, Korea Utara, Vietnam, dan RRC yang menggunakan sistem ini. Negara-negara itu pun tidak sepenuhnya mengatur faktor produksi. China, misalnya, mulai melonggarkan peraturan dan memperbolehkan perusahaan swasta mengontrol faktor produksinya sendiri.
Tahap-tahap ide yang sempat muncul adalah :
·         Pertama, pada tahap dimana prinsip ekonominya adalah setiap orang memberi kepada masyarakat menurut kemapuannya dan setiap orang menerima sesuai dengan karyanya.
·         Tahap tersebut berkembang menjadi ‘setiap orang memberi sesuai dengan kemampuannya dan setiap orang menerima menurut kebutuhannya dengan kata lain distribusi menurut kebutuhannya (suroso, 1993)
ciri-ciri ekonomi sosialis-komunistis adalah sebagai berikut :
·         Faktor-faktor produksi di miliki dan di kuasai oleh pihak pemerintah/ negara.
·         Pengambilan keputusan ekonomi bersifat sentralisasi dengan di koordinasi secara terencana.
·         Rangsangan dan insentif diberikan berupa material dan moral, sebagai sarana motivasi bagi para pelaku ekonomi.
C.    Sistem Ekonomi Campuran (mixed ekonomi)
Di samping kedua ekstrim sistem ekonomi tersebut, terdapat sebuah sistem yang lain yang merupakan “atas campuran : antara keduanya, dengan berbagai fariasi kadar donasinya, dengan berbagai fariasi nama dan oleh istilahnya. Sistem ekonomi campuran pada umumnya diterapkan oleh negara-negara berkembang atau negara-negara dunia ke tiga.
Beberapa negara di antaranya cukup konsisten dalam meramu sistem ekonomi campuran, dalam arti kadar kapitalisnya selalu lebih tinggi (contoh Filipina) atau bobot sosialismenya lebih besar (contoh India). Namun banyak pula yang goyah dalam meramu campuran kedua sistem ini, kadang-kadang condong kapitalistik.
Pada dasarnya sistem ekonomi campuran atau sistem ekonomi kerakyatan dengan persaingan terkendali, agaknya merupakan sistem ekonomi yang paling cocok untuk mengelola perekonomian di Indonesia, namun demikian akhir-akhir ini sistem ekonomi Indonesia semakin condong ke ekonomi liberal dan kapitalis hal ini ditandai dengan derasnya modal asing yang mauk ke Indonesia dan banyaknya BUMN dan BUMD yang telah diprivatisasi. Kecenderungan tersebut dipacu derasnya arus globalisasi dan bubarnya sejumlah negara komunis di Eropa Timur yang bersistem ekonomi sosialisme-komunistik.
Beberapa ciri sistem ekonomi campuran, diantaranya :
·         Hak milik individu atas faktor-faktor produksi diakui, tetapi ada pembatasan dari pemerintah.
·         Campur tangan pemerintah dalam perekonomian hanya menyangkut faktor-faktor yang menguasai hajat hidup orang banyak.
·         Kebebasan bagi individu unutk berusaha tetap ada sehingga setiap individu memiliki hak untuk mengembangkan kreativitasnya sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.


Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar